Wednesday, December 26, 2012

Antara Anggapan dan Kenyataan

Awalnya, saya menganggap saya tidak akan bisa menikmati Natal tahun ini. Sepertinya, semua orang dapat 'sibuk' mempersiapkan diri menyambut Natal, kecuali saya. Apa daya? Saya memang sedang berpacu dengan waktu untuk mempersiapkan sidang akhir! Banyak berkas yang harus disiapkan! Belum lagi, revisi di mana-mana!

Awalnya, saya pikir saya juga tidak akan bisa pulang ke kampung halaman kedua orang tua saya (lagi). Sudah tiga tahun lebih kira-kira saya tidak 'pulang' dan berkumpul dengan keluarga besar, termasuk untuk merayakan Natal. Tadinya, saya sudah merelakan tiga anggota keluarga inti saya yang lain untuk pulang kampung, tanpa saya. Ya, tanpa saya. Saya pikir saya harus tinggal di Jatinangor sampai awal tahun baru nanti demi mengejar jadwal sidang akhir.

Tapi, semua itu hanya awalnya.

Ternyata, saya bisa menikmati Natal! Memang, bukan melalui perayaan besar dan megah seperti yang saya sempat hadiri di Natal-Natal sebelumnya. Tapi, Natal sungguh tetap hadir dan menyentuh saya, jauh lebih lembut, di tengah-tengah kesederhanaan, di tengah-tengah keluarga, di tengah-tengah jemaat bakal gereja kami. Tapi, di situ justru damai dan khidmatnya Natal jauh lebih terasa.

Ternyata, saya juga tetap bisa pulang kampung, walau bukan untuk merayakan Natal di hari Natal, tetapi untuk merasakan hangatnya kebersamaan dan berbagi sukacita dalam damainya suasana Natal. Ya, saya akan menyusul mereka walau hanya sebentar. Bersama-sama kami akan mensyukuri tahun 2012 yang akan segera lewat, yang telah Tuhan anugerahkan. Bersama-sama juga kami akan menyongsong tahun 2013 yang akan datang, yang juga adalah anugerah Tuhan.

Terima kasih, ya Allah!
Engkau sungguh baik!

No comments: